Friday, May 18, 2012

Jiwa Besar dalam Tubuh Kecil dan Jiwa Kecil dalam Tubuh Besar

Pilih yang mana? Jiwa Besar dalam Tubuh Kecil? atau Jiwa Kecil dalam Tubuh Besar?


Pernah liat tayangan di salah satu stasiun TV swasta tentang anak-anak yang turut bekerja membantu orang tuanya? kalo gak salah title-nya ya ntu "Si Kecil Berjiwa Besar"
Kecil yang dimaksud sebenernya bukan hanya ukuran tubuh. Orang-orang yang disini ni yang termasuk sebagai orang kecil yang berjiwa besar. Hebat ya mereka? Dibaca yaaaaaa.
Mereka ada di sekeliling kita. Bahkan terkadang kita bisa belajar banyak tentang hidup pada mereka. Kehidupan keras yang mereka hadapi membuat mereka menjadi orang sederhana namun dengan pemikiran yang sangat filosofis. Kadang, tanpa kita sadari banyak makna kehidupan yang dapat kita tangkap dari kata dan kalimat sederhana mereka.

Trus... gimana dengan Jiwa Kecil dalam Tubuh Besar?
Nah ini... sebenernya aku gak mau menghakimi dan memberi stempel pada mereka dengan menyandangkan gelar Jiwa Kecil dalam Tubuh Besar.
Tapi begitu adanya mereka. Tubuh mereka besar-besar, tapi jiwa dan pemikirannya kecil dan kerdil. Kehidupan yang benar dan layak hanya ada dalam sudut pandang mereka saja.

Siapa yang aku maksud?
Yang aku maksud adalah ini, ini, apalagi yang ini.

Gak ada maksud buat ikut-ikutan heboh, apalagi jadi pengikut mereka. Gak sama sekali. Cuma sangat disayangkan saja, kenapa mereka sebegitu keukeuhnya melakukan segala macam pelarangan.
Hey Bung... negara kita memang mayoritas penduduknya muslim, konon katanya negara dengan penduduk muslin terbesar ketiga di dunia. Tapi satu hal yang pasti, negara kita bukan negara Islam. Itu yang harus diingat.
Kenapa harus mencari kambing hitam atas kerusakan moral yang sudah terjadi?
Kerusakan moral, bukan karena orang ini ataupun oleh orang ini.
Cobalah datang kesini dan baca. Jangan jadi orang yang seperti ini. Gak baca, tapi sok tau. Seakan-akan dia udah tau tanpa harus baca. Padahal perintah pertama tu adalah "Baca!". Atau... jangan-jangan dia buta huruf ya? ^_^
Penyebab kerusakan moral yaaaaa diri sendirilah. Pendidikan moral itu berawal dari rumah, diajarkan oleh orang tua. Kemudian dicerna, dilaksanakan atau dimodifikasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Jika menolak itu, berarti menolak proses pertumbuhan dan perkembangan yang berjalan ilmiah. Bahkan menolak kuasa Tuhan yang memberikan manusia akal dan membekali manusia dengan berpikir dan proses berpikir.

Dari waktu ke waktu, orang-orang besar yang berjiwa kecil itu makin gak berbobot. Selalu saja membesar-besarkan hal-hal yang kecil. Tapi bisa jadi pengaruh media juga yang menyoroti kegiatan mereka. Entah dengan maksud apa. Apa sebagai pengalih atas informasi yang seharusnya, atau memang itulah keharusan yang harus diinfokan oleh media.

Katanya, Islam itu agama yang cinta damai.
Katanya, Islam mendukung toleransi.
Katanya, Islam tidak suka kekerasan.

Tapi, dari buku-buku yang aku baca. Baik novel ala Timur Tengah atau pun buku yang agak berat lainnya. Kata-kata yang tersusun menyiratkan kekerasan, pemaksaan kehendak atas norma-norma, pengekangan terhadap kebebasan, dan yang pasti permusuhan.
Aku tidak mempertanyakan agamaku. Aku cinta Islam, dan aku seorang muslim bukan hanya karena aku terlahir menjadi seorang muslim tapi karena aku memutuskan dan memilih menjadi seorang muslim yang menyadari semua konsekwensinya. Itu salah satu proses berpikir, dan tidak bisa diabaikan.
Pernahkah kalian berpikir untuk memiliki keyakinan tanpa merasa takut?
Seperti yang dibilang Ahmad Dhani "Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepada-Nya?"
Yaaaa seperti itulah. Pernahkah kalian memutuskan untuk secara total meyakini keyakinan yang kalian pilih tanpa harus merasa takut akan dosa dan terbebani untuk berbuat baik demi mendapatkan pahala?

Seorang teman pernah bilang padaku bahwa sesungguhnya tidak ada setan di bumi ini. Yang menyesatkan manusia adalah pikirannya sendiri yang selalu ketakutan untuk menghadapi hal-hal yang tidak diketahui, dan tidak berusaha mencari tahu yang ingin diketahuinya. Terlalu banyak berharap tentang masa depan, dan terlalu mengejar masa depan.
Jadi, setan itu ada dalam dirimu sendiri. Yang merusak moral itu dirimu sendiri, karena pilihan yang telah kau buat sendiri. Namun sayangnya, kamu terlalu takut untuk menghadapinya karena terlalu dibebani dengan keinginan untuk masuk surga dan ketakutan akan neraka.

Seandainya kamu orang kecil, kalo boleh aku kasih saran. Jadilah orang kecil yang berjiwa besar, jangan sekali-kali jadi orang kecil dengan jiwa yang kecil.
Tapi akan sangat bagus jika bisa jadi orang besar dengan jiwa yang besar, jangan sampai jadi orang besar dengan jiwa yang kecil. Sumpah... Itu memalukan.

Tiada maksud ikut-ikutan trend FPI yang menentang Irshad Manji dan Lady Gaga.
Tiada maksud juga untuk mendukung media yang memberi info yang bertubi-tubi tentang mereka dan mengalihkan perhatian kita atas informasi penting di tanah air tentang para koruptor macam Angelina Sondakh, Nunun Nurbaeti. Atau berita lain yang sangat dinantikan seperti apa wajah keadilan di Indonesia terhadap Antasari Azhar dan Susno Duadji.
Tiada maksud mengkritisi pemerintah dan dunia politik yang tidak aku mengerti.
Dan satu hal yang pasti, tiada maksud untuk berpikir keras tentang orang-orang yang tidak bersedia memikirkan orang lain.

Aku cuma berharap di Indonesia akan selalu ada senyum dan ketulusan. Bukan kekerasan, kriminal dan premanisme.

Reading Happily friends...

No comments:

Post a Comment