Tuesday, February 19, 2013

G E L A P

Lamaaaaaaaa gak menulis sesuatu disini.
Dan memang lama juga gak menulis apapun. Kangen nulis, tapi saat udah di depan monitor atau di hadapan kertas putih yang ada malah bengong. Huruf dan kata-kata yang sebelumnya udah berjejer rapi di kepala malah kabur gak tau kemana rimbanya. Hiks hiks *mewek...


Ini bener-bener masa yang gak produktif buatku. Ternyata kangen yang sedemikian berkarat membuat stress dan kebingungan yang sedemikan menyiksa. *ngarep pelukan hangat yang menenangkan.

Dan... Tibalah  aku di masa "mati lampu".
Kenapa aku bilang masa "mati lampu".
"Mati lampu" atau lampu padam itu disebabkan oleh beberapa sebab. Bisa aja karena lampunya putus sehingga gak nyala lagi, bisa juga karena listriknya lagi gak ngalir bisa lama, bisa juga sebentar. Bisa hanya 1 menit, tapi bisa juga sampe berhari-hari. Gak ngalirnya listrik bisa jadi karena lagi banjir, jadi listrik dipadamkan untuk meminimalisir kerusakan kalo listrik dibiarkan terus mengalir, bisa juga karena ada perbaikan atau pemeliharaan alat listrik yang gak berada di dalam ruangan, alias listrik yang ada di ruang publik seperti tiangnya, gardu listrik, dan lain sebagainya. Tapi satu hal yang paling parah adalah pemadaman listrik karena gak bayar rekening listrik. Hehehehe
Yang jelas dan pasti, apapun penyebabnya. Kalo udah yang namanya "mati lampu", akibatnya cuma satu aja yaitu G E L A P.
Nah... Sodara-sodara... Aku lagi dalam masa itu. Masa dimana ketika orang-orang bertanya, "kapan seminar hasil?" atau "kapan pulang?". Nafsu terbesarku untuk menjawabnya adalah "mau kubunuh?".

Kadang aku benci sama hidupku sendiri yang kok ya begini amat? *it seems just not like me.
U're rite. Tapi bukan berarti aku kehilangan narsisku, bukan berarti aku udah gak mencintai diriku sendiri. Yaaaaaa beberapa kejadian yang harus aku hadapi akhir-akhir ini membuat aku letih dan lelah jiwa raga. Kembali seperti masa ABG dulu. Feeling so alone inside, ignored, and betrayed.

Kembali ke sisi-sisi diri.
Di satu sisi rasa lelah dan letih yang luar biasa. Tapi di sisi lain aku merasa aku "naik kelas". Karena rasa sakit yang aku alami tu mengalami peningkatan. Entah karena "syaraf nyeri"-nya yang terlalu sensitif, atau "anti nyeri"-nya yang mulai resisten. Kalo lagi waras dan normal, aku seneng sama "naik kelas"-nya aku. Itu berarti aku belajar beberapa hal baru. Lebih menghargai orang lain, lebih menghargai diri sendiri, mempercayai, memahami, sabar, menerima dan menikmati "nyeri"
.
Gak bermaksud ngeluh...
Aku juga tetep pengen jadi joker layaknya sedia kala. Pengen...
Aku juga masih selalu percaya bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia saat kita bersungguh-sungguh dan dengan tulus hati. Walaupun kesungguhan dan ketulusan itu pun akan tetap selalu diuji. Para penggoda akan selalu hadir untuk menggoda kesungguhan dan ketulusan yang kita punya. "Memberi tanpa berharap diberi". "Menghargai tanpa berharap dihargai". "Menyayangi tanpa berharap disayangi".

Sepertinya inilah saatnya. Ketika "mati lampu".
Saat merenung. Saatnya berdamai.
Berdamai dengan hati, berdamai dengan logika, berdamai dengan diri sendiri, dan berdamai dengan realita.
Help me and make it easy, Lord...

Walau posting kali ini jauh dari happy.
Tapi tetep aja berharap yang baca selalu happy.
Regards
With all my humble ^_^

No comments:

Post a Comment