Saturday, November 20, 2010

Listen To Your Heart

hampir seharian ini aku bermalas-malasan di depan TV. sangat tidak produktif sekali. apalagi kalo tau apa yang aku tonton.mulai dari acara gosip yang nyiarin berita seorang artis muda yang kabur dari rumah karena mau dijodohin oleh ortunya, sampe ke sinetron. bayangkan... nonton sinetron loh... katanya sih bukan sinetron, tapi FTV.
whatever... intinya kan sama saja. ceritanya gitu-gitu aja. tapi gak papa lah. jadi, aku punya bahan untuk mencaci maki karya intelektual orang lain yang katanya kreatif tapi ternyata sangat tidak kreatif. judulnya sih Cinta Semanis Gudeg. yaaaa bisa ditebak lah setting ceritanya dimana. gak mungkin banget di Palembang. kalo settingnya di Palembang, judulnya kira-kira gini Cinta Sealot Pempek Sagu. wkwkwwk
lagu lama lah... cerita yang bisa ditebak, ending yang langsung bisa diketahui dengan cukup nonton awalnya saja. tapi ada satu adegan yang paling bikin eneg. tu pas ada seorang cewek yang ngancem mau bunuh diri karena ditinggalin sama cowoknya. duh... kadang-kadang, sebagai sesama perempuan aku malu banget liat perempuan yang kemenyek seperti itu. kayak gak ada lelaki lain aja sih di dunia ni, kayak dunia akan segera berakhir kalo gak ada lelaki. emang yakin kalo bunuh diri akan jadi penyelesaian untuk semua permasalahan? bunuh diri aja pake ngancem dulu. tu namanya masih takut bunuh diri, masih mikir-mikir. kalo mau mati yaaa harusnya jangan minum racun serangga, jangan terjun dari gedung lantai dua. kalo beneran mau mati, minum racun yang pasti mati. yang kira-kira gajah aja langsung mati. kalo mau terjun jangan dari lantai dua. cari gedung lantai 70 yang kalo jatuh pasti beneran mati. atau... cari cara mati lainnya lah yang pasti akan bikin mati. jangan mati gak, sakit ma malunya aja yang dirasain.
dari kecil, aku selalu disugesti sama si mami "jadi perempuan tu harus serba bisa, jangan bergantung dan menggantungkan hidupmu sepenuhnya sama lelaki". bukannya aku gak punya hati. malah sesungguhnya aku sangat sensitif loh untuk hal-hal tertentu. aku hanya tidak ingin larut. itu aja.

sebenernya lagi males banget ngomongin tentang cinta-cintaan. tapi selalu aja cinta yang dibahas. apalagi akhir-akhir ini. ada-ada aja yang nanya dan nyeritain masalah yang beginian ma aku. pusing... tapi tetep aja mencoba untuk lebih objektif menyikapinya. berusaha melihat dari kedua sisi, tidak hanya satu sisi yang sangat subjektif.
pernah denger kata-kata sok bijak yang bilang "Cinta Itu Buta"? biasanya sih diungkapkan untuk menunjukkan pada kisah cinta yang terjadi pada orang yang bener-bener berbeda kasta, derajat, fisik, dan lain sebagainya.
kalo menurut aku, cinta itu gak buta kok. cinta itu punya mata. buktinya, cinta hanya akan menghampiri orang-orang yang pantas dan berkualitas, dan parahnyaaa (atau malah bagusnyaaa) semua yang berhubungan dengan cinta dan aksesorisnya itu selalu mengandalkan teori relativitas, tapi bukan teori relativitasnya Einstein. tapi teori relativitas yang lebih umum. "cantik/tampan itu relatif, jelek itu absolut". itulah teori relativitas yang aku maksud. bisa aja orang yang sebenernya biasa-biasa saja, tapi di mata seseorang, dia adalah seseorang yang luar biasa. hati lebih peka dengan kecantikan/ketampanan seseorang. kadang bukan kecantikan/ketampanan fisik. tapi pastilah ada sesuatu di dalam diri seseorang yang membuat dia berkualitas dan berbeda dengan orang lain. karena manusia itu diciptakan oleh Allah Yang Maha Adil, diberinya kelebihan sekaligus kekurangan agar dia tidak menjadi sombong dan selalu rendah hati dengan mengingat semua kekurangan dan keterbatasan yang dimilikinya, dan tidak juga menjadi rendah diri dengan adanya kelebihan yang dipunyainya.

o ya, jangan pernah meremehkan kehadiran seseorang di masa lalu. terkadang orang dari masa lalu cukup membuat kita kesulitan mengatur emosi. ni kata seorang teman loh... hehehe
ceritanya gini, seorang teman bercerita ma aku. dia tu suka dengan sahabatnya dari kecil, dari jaman masih ingusan dan belekan gitu. parahnyaaaa selama puluhan tahun sahabatan dia gak pernah bilang satu kata pun mengenai perasaannya. dan sekarang dia kebingungan sendiri. apalagi, tu lelaki sekarang mau nikah. tapi anehnyaaa kontak mereka malah makin intens. tu lelaki, kayak ngasih angin seger aja buat temenku ini. temenku cerita betapa hatinya 'berdarah-darah' tapi bingung harus gimana. mau mengungkapkan perasaannya, tapi dia gak mampu, gak diungkapin kok sakittt banget liat dia sama perempuan lain. sampe akhirnya dia bilang, "Di... sebaiknya aku gimana?". aku tanya, "mau kamu apa? apa mau menghancurkan hubungan mereka?". katanya, "gak Di, aku gak akan menghancurkan hubungan mereka, karena aku juga kenal dengan calon istrinya, aku cuma pengen tau sebenernya dia juga cinta aku gak?"
kalo cuma itu, sebenernya penyelesaiannya simpel aja. yang pertama, kontrol dulu emosi dan perasaan. jangan sampe rasa sakit itu menguasai dan menjadi larut. kalo sudah yakin dengan diri sendiri. yang kedua, ungkapkan dan akui perasaan. cukup ungkapkan. tidak usah memintanya menjawab kalau dia tidak ingin menjawab. tapi terimalah apapun jawabannya, kalau dia menjawabnya. yang ketiga, jangan nangis.apapun jawabannya jangan menangis, jangan terlihat seperti perempuan kemenyek di depan lelaki. yang keempat, lupakan. yup... ikhlaskan. kalo ikhlas tu kata-kata yang berat, lebih baik pake kata lupakan. lakukan dan lupakan. 
satu hal yang sangat berat dilakukan adalah pengakuan. bila udah mengaku (mengungkapkan) maka lega lah sudah... akuilah perasaanmu, akuilah isi hatimu. karena itulah hal yang paling jujur dari dirimu.
this is my own quote:
"whoever you are, wherever you go, and whatever you do. when you think the world is not for you, just listen to your heart. 'cause your heart will be always guiding for you."

No comments:

Post a Comment