Friday, October 22, 2010

I Love My Life

Sahabat terbaik adalah Allah dan diri sendiri.
this is my own quote. dan sumpah ini gak pake teori dari siapa pun. cuma dari mendadak keluar aja pas koment di status seorang teman yang sepertinya sedang dikhianati oleh sahabatnya.
sungguh... menjadi seorang sahabat itu susah, bahkan orang yang paling dekat dengan kita pun belum tentu adalah seorang sahabat buat kita.
kalo kata si batak, ada tiga tingkatan dalam hubungan antar manusia:

  1. kenal. maksudnya, aku kenal kamu. dan kamu kenal aku. aku tau kamu dan kamu tau aku. tapi kita tidak memiliki kedekatan apapun. yaaa sebatas kenal aja. jenis yang satu ini, jumlahnya pasti buanyakkk dan bejibun.
  2. teman. maksudnya, kita berteman. kita memiliki ikatan emosi hanya dalam hal yang menyenangkan. kita bisa hang out bareng, dan seneng-seneng bareng. tapi kalo kamu dalam kesusahan, cari aja orang lain. yaaaa kasarnya gitu lah. buat hubungan yang satu ini. kuantitasnya, lumayan banyak. tapi gak sebanyak kenalan.
  3. sahabat. nahhhh ini yang paling susah. seorang sahabat mestilah orang yang sangat mengerti kita. mengerti semua kebahagiaan dan kesusahan kita. orang-orang yang bisa jadi sahabat ni dikiiiit banget. yaaa paling banter satu atau dua orang lah.
makanya aku bilang, sahabat terbaik adalah Allah dan diri kita sendiri. cukup kan dua saja. 
mengingat aku adalah orang yang narsis, yang sangat mencintai diriku sendiri, yang sangat tidak mengizinkan orang lain menyakiti aku, dan menyakiti diri sendiri. maka bagiku sahabat terbaikku adalah diriku sendiri.
betapa tidak?
pernah kan merasa dikhianati seseorang yang kita anggap sahabat terbaik dalam hidup kita?
aku pernah. dan aku tau banget bagaimana rasanya. sakiiiiiiittttttttt nya gak ketulungan. tapi gak papa. namanya juga hidup. jadikan pembelajaran. bukankah hidup adalah proses belajar. semua harus kita rasakan.
saat kita gagal, kita jadi belajar dimana letak kesalahan yang membuat kita menjadi gagal, sehingga nantinya akan menjadi lebih baik.
saat kita merasa sakit, kita belajar menikmati rasa sakit itu sangat tidak nyaman, sehingga nantinya berusaha menjaga diri agar tidak merasakan sakit yang sama lagi.
begitu juga rasa senang dan bahagia memperoleh sesuatu, bersikap ksatria saat gagal dengan tidak menyalahkan orang lain dan mencari alasan sebagai pembenaran. beugh.... ribet juga.
kira-kira begitulah. terus belajar untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik lagi. walaupun... kriteria baik ini sangat klise. selalu harus mengikuti aturan, norma, nilai, dan moral yang ada.
bukannya aku trouble maker atau rule breaker. aku cuma lebih suka mengikuti kata hati yang kadang-kadang cukup dengan pertimbangan 'lakukan atau tidak lakukan', atau 'sekarang atau tidak sama sekali'.


menjadi seorang sahabat itu susah.
karena kita memiliki kecenderungan untuk selalu melihat dari sisi untuk bersenang-senang saja. tapi saat need a shoulder to cry on. apakah kita bersedia?
gak semua orang bisa. banyak alasan yang dikeluarkan.
parahnya lagi, ketika seorang sahabat membutuhkan kita sedangkan di saat yang bersamaan kita juga sedang mengalami permasalahan yang pelik. coba apa yang harus dilakukan? selain harus benar-benar memilah-milah dan menyaring semuanya berdasarkan skala prioritas tentunya.
yaaa lagi-lagi prioritas, yang berarti mimpi dan tujuan hidup seseorang.
we always hope for a better life n a better place, rite?
tapi dari hal-hal yang seperti itu kita bisa menilai bagaimana kualitas diri seseorang. seberapa pantaskah kau untuk kupertahankan? hehehe sebagai seorang sahabat, maksudku.
kapan itu terjadi?
gak ada yang tau.
mungkin sudah banyak faktor penunjangnya... paling nunggu faktor pencetusnya saja. begitu ada faktor pencetus, maka meledaklah. dan terungkaplah siapa sesungguhnya dia. apakah dia dia dia yang aku tunggu tunggu tunggu??? (seperti lagunya afgan)
menunggu? yup. it's all about time. dan bukankah waktu adalah pengadilan yang paling adil??? -again... this is my own quote, hehehe aku memang pintar-.
waktu menunjukkan segalanya. dan kita memang hanya harus bersabar, selain harus selalu berusaha. makanya kadang aku suka bilang "udahlah biarin aja, nanti juga mati sendiri". rada kejem emang. tapi setidaknya disana ada unsur tersirat untuk forgive and forget. hanya itu yang paling tepat. ya kan? dari pada nyimpen dendam? dendam itu cuma akan nyiksa diri.
dan bagi seorang yang narsis seperti aku, tidak akan pernah bersedia untuk menyiksa diri.
percaya gak? percayalah... karena kepercayaan adalah hal yang paling mahal untuk saat ini, bahkan mungkin untuk masa yang akan datang.


nikmati hidupmu selagi kamu bisa!!!
cintai dirimu karena itu anugerah...





P.S: buat orang-orang yang telah menganggap aku sebagai sahabatnya, terima kasih banyak untuk kepercayaan kalian kepadaku. aku akan menjaga kepercayaan itu.

No comments:

Post a Comment