Friday, October 15, 2010

MIMPI

semua orang harus punya mimpi...


pernah baca atau nonton 'laskar pelangi' gak?
dari semua novel yang aku baca, novel yang paling aku suka yaaa laskar pelangi. mingkin karena setting-nya mendekati kehidupan aseli yang ada di sekelilingku. tapi yang pasti banyak pesan moral dalam novel itu.
trusss berlanjut ke novel kedua dari tetraloginya, yaitu 'sang pemimpi' juga tetap mempesonaku. walau kedudukannya masih lum kalah dengan laskar pelangi. waktu baca laskar pelangi untuk pertama kali, enggak ada satu huruf pun yang terlewatkan. kalo sang pemimpi masih ada lah satu dua kata yang aku langkahi.
uuuuhhhhmmm... sebenernya aku bukan mau mereview novel itu kok...
hanya saja sebagai prolog, betapa laskar pelangi dan sang pemimpi membuat aku berani untuk membangun mimpiku lagi.

aku pernah takut bermimpi, karena mimpiku kandas dan aku kecewa. wajar kan? sangat manusiawi sekali, saat kita tidak dapat memperoleh apa yang kita inginkan, maka kecewa lah yang di dapat.
waktu sekolah dulu aku pengen jadi dokter. usaha udah maksimal dan harusnya udah bisa kuliah di kedokteran. tapi sayang, keterbatasan dan aturan picik yang tidak tertulis membuat aku harus mengalah pada keadaan. hingga akhirnya aku terdampar di asrama.
aku tidak menyalahkan kondisi asrama, hanya saja pada saat itu aku tidak siap menerima kondisi asrama yang seperti itu -yang sangat banyak aturan senior junior-. aku tertekan, sampe aku takut bermimpi.

itu dulu...
sekarang... dengan bangga aku katakan aku punya mimpi.
dan aku berani untuk bermimpi.
berhari-hari aku merumuskan mimpiku ini.
maksudnya, biar mimpiku benar-benar sebuah mimpi yang bisa direalisasikan. bukan mimpi klise yang tidak bisa diukur. seperti ikal dan arai yang berani bermimpi untuk bisa sekolah di sorborn.
karena biar bagaimanapun dengan mimpi kita dapat hidup. mimpi seperti tujuan. tanpa mimpi, berarti tidak memiliki tujuan. apa artinya hidup tanpa tujuan. tanpa arah. dan itu berarti juga tanpa ambisi.
saat dibilang aku narsis... aku senang. terima kasih... aku anggap itu pujian.
saat dibilang aku ambisius... aku lebih senang lagi. itu tandanya aku masih hidup. aku memiliki tujuan-tujuan yang ingin aku capai. dan aku pun belajar untuk bermimpi tanpa berencana.
seperti kata seorang sahabatku, perencanaan yang sempurna adalah tanpa rencana sama sekali. lebih baik diniatkan saja. kalo ada niat, insya allah ada jalannya. berbeda kalo kita merencanakan. pasti kita akan mengatur perencanaan itu sedemikian rupa. hingga akhirnya... saat rencana itu tidak terwujud, tau apa rasanya??? KECEWA.
saat kecewa yang dirasa, tau gak apa efeknya? semua sugesti menjadi negatif.

bukan sok bijak dalam menyikapi suatu permasalahan. tapi mencoba memahami permasalahan dalam beberapa sudut pandang, dan mencoba tidak hanya melihat dalam sisi positif atau negatifnya saja. tapi juga mencoba memahami kenapa ada positif dan kenapa ada negatif.
Allah saja sudah menciptakan banyak warna di dunia ini. tapi kenapa kita manusia hanya mampu menilai hitam dan putih saja? kalau tetap seperti itu, untuk apa warna biru ada, untuk apa ada hijau, kuning, merah, jingga, abu-abu, ungu?

manusia hidup selalu menghadapi masalah. bahkan saat mati pun tetap akan menghadapi masalah. hanya saja bagaimana cara menyikapi masalah.
jangan pernah mencari masalah, karena tanpa dicaripun, masalah akan mendatangi kita. walau tanpa kita sadari.

masalah kita sekarang?
gimana mencapai mimpi, hingga mimpi itu bisa jadi nyata.
makanya harus punya mimpi yang jelas, yang ada ukurannya.
misalnya, aku bermimpi untuk bisa membahagiakan orang tua ku, atau... ingin menjadi orang sukses.
akan ada pertanyaan, apa sih ukuran bahagia? apa sih ukuran sukses?
apa tertawa berarti bahagia, dan menangis berarti sedih dan menderita? gak.
gitu juga dengan sukses. apa seseorang yang kita nilai sudah memiliki segalanya -harta berlimpah, pendidikan yang tinggi, istri/suami yang baik, anak yang pintar, kehidupan yang mapan- sudah berarti sukses? belum tentu juga.
alat ukurnya abstrak. jadi mimpi yang seperti itu tu klise. itu seperti mimpi di dalam mimpi, yang hanya akan terus bermimpi.

bukan bermaksud mengatur mimpi seseorang. karena mimpi itu hak -kalo boleh malah bisa dibilang hak asasi- seseorang. tidak seorang pun boleh memaksakan bermimpi bila orang itu tidak ingin bermimpi. boleh bermimpi apa saja, dan boleh tidak bermimpi apa saja.
hanya saja... bermimpilah yang bisa dicapai -biar tidak frustasi-.
seperti ikal dan arai.

o ya... ni adalah mimpiku:
1. bisa kuliah lagi.
2. pengen jadi dosen.
3. punya rumah di lokasi yang tenang, jadi... kalo suntuk aku bisa nyepi. hehehe
4. pengen honda jazz biru langit.
5. pengen nb 305.
itu aja.....
mumpung moment-nya.
THIS IS MY DAY.... 
:D

No comments:

Post a Comment